Senin, 27 Juli 2009

Maqalah (Makalah)non Fiksi

Andragogi versus paedogogi
oleh : nasreddin
Pada awalnya, pengetahuan tentang pendidikan (belajar) banyak diambil dari studi-studi yang dilakukan terhadap anak-anak dan hewan dalam belajar. Dari sini lahirlah istilah “paedagogi” yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani “paid” yang berarti anak-anak, dan “agogos” yang berarti memimpin. Dengan demikian, paedagogi secara khusus diartikan sebagai seni mengajar anak-anak. Namun pada perkembangannya, istilah paedagogi sering diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar/mendidik secara umum.
Sedangkan subyek pendidikan yang dihadapi sekarang adalah orang dewasa yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak dalam belajar. Metode belajar yang diterapkan pada orang dewasa hendaknya membantu mereka untuk belajar. Pendekatan ini kemudian disebut dengan “andragogi” yang berasal dari kata “andra” yang berarti orang dewasa. Istilah tersebut pertama kali dicetuskan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan teori pendidikan dari Plato.
Untuk dapat lebih memperjelas pemahaman mengenai andragogi, dapat dilihat pada perbedaan mendasar antara asumsi yang dibangun dalam andragogi dengan yang dibangun dalam paedagogi, berikut ini :
a. Konsep diri
Konsep diri seorang anak-anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Namun pada saat ia menjadi dewasa, ia menjadi semakin sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Di samping itu, orang dewasa biasanya telah memiliki rasa tanggung jawab, baik terhadap dirinya mereka sendiri maupun terhadap orang lain. Perubahan konsep diri ini berimplikasi pada hubungan antara pendidik dengan peserta didik. Pada andragogi, hubungan tersebut lebih bersifat saling membantu. Sementara pada paedagogi, hubungan tersebut lebih didominasi (ditentukan) oleh pendidik dan bersifat mengatur peserta didik.

b. Pengalaman
Dari sisi pengalaman, orang dewasa lebih banyak mempunyai pengalaman daripada anak-anak. Oleh karena itu, dalam andragogi, pengalaman dinilai sebagai sumber belajar yang cukup kaya. Untuk dapat mendayagunakan pengalaman sebagai bahan belajar maka dalam proses pembelajaran digunakan teknik komunikasi dua arah, seperti: diskusi, permainan, simulasi, dan lain-lain. Sementara dalam paedagogi cenderung pada komunikasi searah, semacam: ceramah, kuliah, indoktrinasi, menguasai bacaan, dan sebagainya. Hal ini tidak lepas dari karakter anak-anak yang masih sedikit pengalaman sehingga perlu ‘diisi’ pengalaman baru oleh pendidik dengan cara di atas.
c. Arah belajar
Pendidikan sering dipandang sebagai upaya mempersiapkan peserta didik untuk masa depan. Pada andragogi, belajar lebih dipandang sebagai pemecahan masalah daripada pemberian pelajaran. Orientasinya adalah penemuan situasi yang lebih baik ataupun pengembangan terhadap kenyataan saat ini. Jadi, belajar dalam andragogi adalah memecahkan persoalan ‘hari ini’. Sedangkan dalam pada paedagogi, belajar lebih merupakan penyimpulan informasi yang dipelajari sekarang namun digunakan pada suatu hari kelak (bersifat jangka panjang). Itulah sebabnya ketika masih anak-anak, kita tidak pernah tahu untuk apa kita harus belajar matematika, bahasa, sejarah, agama, dan lain-lain. Kita baru merasakan manfaatnya setelah kita dewasa.
d. Kesiapan untuk belajar
Perbedaan mendasar yang lain adalah dalam proses pemilihan isi/materi pelajaran. Dalam andragogi, peserta didik yang memutuskan apakah yang hendak dipelajari sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, tugas pendidik dalam andragogi adalah sebagai fasilitator, yaitu: mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, serta membentuk program dan kelompok belajar sesuai minat peserta didik. Sedangkan dalam paedagogi, pendidik yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihan isi pelajaran serta waktu kapan diajarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar